Djogjainfo – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Suharyanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan vaksinasi lanjutan (booster) serentak di Hotel Bumi Wiyata, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (3/2).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam sambutannya berharap semoga akan lebih banyak yang mengikuti vaksinasi lanjutan, khususnya kaum lansia sehingga kekebalan kelompok masyarakat dapat lebih ditingkatkan guna menghadapi adanya ancaman varian baru Omicron yang juga melanda negara-negara lain di dunia.
“Saya ingatkan kepada seluruh masyarakat, khususnya yang berusia lansia. Satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk menghadapi varian ini adalah dengan mengikuti vaksinasi. Jadi silakan ikuti vaksin booster,” kata Kapolri Listyo.
“Ini harus selalu diingatkan bagi yang belum vaksin. Sosialisasi ini harus dilakukan,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa gelombang varian Omicron tidak lebih buruk dari varian Delta.
Tingkat fatalitas dan jumlah yang dirawat di rumah sakit pun lebih rendah. Namun, Menkes mengatakan bahwa 60 persen orang yang masuk rumah sakit dengan kondisi berat adalah mereka yang belum divaksin.
Oleh sebab itu, vaksinasi lanjutan menurut dia menjadi langkah yang tepat untuk mereduksi peningkatan angka kasus.
“Kita tidak usah panik. Tidak udah khawatir. Karena tingkat hospitalisasi dan fatalitynya lebih rendah dari varian delta. Kalau tanpa gejala dan saturasi masih di atas 95 persen rawat saja di rumah,” jelas Budi Sadikin.
“Cepat divaksin. Tolong sebarkan ajakan ini. Karena data yang kita lihat 60 persen orang yang masuk ke rumah sakit dengan kondisi berat adalah mereka yang belum divaksin,” imbuhnya.
Program vaksinasi lanjutan menurut Ketua Satgas Letjen TNI Suharyanto merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengendalikan laju peningkatan COVID-19 di Tanah Air.
Selain vaksinasi, pemerintah sebelumnya juga telah menyiapkan beberapa program termasuk rencana kontijensi lainnya guna menekan angka peningkatan kasus COVID-19 antara lain dengan membuka tower Wisma Atlet Pademangan untuk karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Kemudian pembukaan Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali sebagai pintu masuk udara.
Di samping itu, Satgas Penanganan COVID-19 juga akan mengaktifkan kembali Rusun Nagrak dan Rusun Daan Mogot sebagai tempat isolasi terpusat apabila terjadi lonjakan kasus.
Lebih lanjut, Ketua Satgas juga meminta segenap unsur komponen baik yang di pusat maupun di daerah serta masyarakat agar terus menerapkan protokol kesehatan.
Suharyanto meminta TNI dan Polri untuk membantu penegakan prokes sebagai bagian dari pencegahan COVID-19.
“Kami siapkan tempat isolasi di Wisma Atlet dengan kapasitas 8 ribu tempat tidur. Kita menyiapkan lagi 2 ribu tempat tidur di Wisma Atlet Pademangan,” jelas Suharyanto.
“Kami juga membuka Bandara Juanda dan Bandara Bali, agar tidak terjadi penumpukan penumpang di Jakarta,” ungkap mantan Pangdam V Brawijaya itu.
Sebagaimana yang menjadi arahan Menteri Kesehatan sebelumnya, Ketua Satgas juga meminta agar masyarakat yang terkonfirmasi positif tanpa gejala atau gejala ringan agar melakukan isolasi mandiri di rumah maupun di tempat isolasi terpusat.
Sehingga tidak ada lonjakan pasien di rumah sakit yang dikhususkan untuk menangani pasien dengan gejala berat.
“Yang tanpa gejala maupun bergejala ringan diharapkan isolasi mandiri di tempat isolasi terpusat. Kalau terjadi lonjakan kasus maka saudara kita bisa di tempat isolasi terpusat,”
Program vaksinasi lanjutan tersebut juga dilaksanakan di 34 provinsi serentak atas inisiasi Kepolisian Republik Indonesia bersama dengan TNI, Kementerian Kesehatan RI dan Satgas Penanganan COVID-19.
Adapun program vaksinasi lanjutan serenta itu diikuti oleh 1.400.000 peserta yang mana di Kota Depok sudah ada sebanyak 2.500 peserta untuk vaksin ke tiga. (rls)