Djogjainfo – Ubi (Dioscorea) adalah jenis sayuran umbi-umbian yang berasal dari Asia, Afrika, dan Karibia (1Trusted Source).
Baca juga: Mencicipi Jamu Ginggang di Pakualaman Yogyakarta
Ubi memiliki bagian luar seperti kulit kayu, dan dagingnya bisa berwarna putih, kuning, ungu, atau merah muda tergantung pada kematangan ubi.
Umbi-umbian ini sangat bergizi, serbaguna, dan dapat bermanfaat bagi kesehatan Anda dalam banyak hal.
Berikut 6 manfaat kesehatan dan nutrisi dari ubi jalar yang dikutip dari Heatlhline.
1. Kaya nutrisi
Ubi kaya akan vitamin, mineral, dan serat.
Ubi tidak hanya merupakan sumber serat yang sangat baik tetapi juga tinggi potasium dan mangan, yang penting untuk mendukung kesehatan tulang, pertumbuhan, metabolisme, dan fungsi jantung.
Umbi-umbian ini juga menyediakan mikronutrien lain dalam jumlah yang layak, seperti tembaga dan vitamin C.
Tembaga sangat penting untuk produksi sel darah merah dan penyerapan zat besi, sedangkan vitamin C adalah antioksidan kuat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
2. Dapat meningkatkan fungsi otak
Makan ubi dapat meningkatkan otak Anda.
Dalam satu studi 12 minggu, orang yang mengonsumsi suplemen ekstrak ubi mendapat skor lebih tinggi pada tes fungsi otak dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Ubi mengandung senyawa unik yang disebut diosgenin, yang telah ditemukan untuk meningkatkan pertumbuhan neuron dan meningkatkan fungsi otak.
Diosgenin juga telah meningkatkan memori dan kemampuan belajar pada tikus dalam berbagai tes labirin.
Namun, penelitian lebih lanjut di bidang ini diperlukan untuk sepenuhnya memahami bagaimana ubi dapat bermanfaat bagi kesehatan otak.
3. Dapat meringankan gejala menopause
Ubi dapat membantu meringankan beberapa gejala menopause.
Dalam satu penelitian 30 hari, 24 wanita pascamenopause beralih dari makanan pokok nasi menjadi makan ubi dalam 2 dari 3 kali makan (total 390 gram) per hari. Tingkat estron dan estradiol dalam darah mereka meningkat masing-masing sebesar 26% dan 27%.
Kadar estron dan estradiol dalam darah – dua hormon estrogen – biasanya menurun selama menopause. Meningkatkan kadar estrogen dapat meringankan gejala menopause.
Namun, penelitian enam bulan lainnya menemukan bahwa krim ubi liar yang dioleskan memiliki efek yang sangat kecil pada gejala menopause, seperti kemerahan dan keringat malam, dibandingkan dengan plasebo.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki peran yang mungkin dimiliki ubi dalam meredakan gejala menopause.
4. Memiliki sifat melawan kanker
Ubi menyediakan beberapa antioksidan yang mungkin memiliki sifat antikanker.
Dalam sebuah penelitian pada hewan, diet kaya ubi secara signifikan mengurangi pertumbuhan tumor usus besar. Efek ini dikaitkan dengan antioksidan yang ada dalam ubi, menunjukkan bahwa umbi-umbian ini dapat melindungi dari kanker.
Terlebih lagi, sebuah penelitian tabung menemukan bahwa ekstrak dari ubi Cina, khususnya kulitnya, menghambat pertumbuhan tumor hati dan menawarkan sifat antioksidan.
Namun, penelitian terbatas, dan penelitian belum menguji efek ini pada manusia.
5. Dapat mengurangi peradangan
Antioksidan dalam ubi dapat membantu mengurangi peradangan.
Peradangan kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi, seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Makan makanan anti-inflamasi, seperti ubi, dapat membantu mengelola peradangan kronis.
Beberapa penelitian pada tikus telah mengamati bahwa bubuk ubi mengurangi peradangan yang berhubungan dengan beberapa penyakit, termasuk kanker usus besar, sindrom iritasi usus besar (IBS), dan sakit maag.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah makan ubi memiliki efek anti-inflamasi yang sama pada manusia.
6. Dapat meningkatkan kontrol gula darah
Ubi dapat meningkatkan kadar gula darah Anda.
Dalam sebuah penelitian, tikus yang diberi bubuk bengkuang atau ekstrak air bengkuang mengalami penurunan kadar gula darah dan hemoglobin A1c (HbA1c), dibandingkan dengan kelompok kontrol. HbA1c adalah ukuran kontrol gula darah jangka panjang.
Studi lain menemukan bahwa tikus yang diberi ekstrak ubi ungu dalam jumlah yang lebih tinggi menunjukkan nafsu makan yang berkurang, penurunan berat badan yang lebih besar, dan kontrol gula darah yang lebih baik, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Baca juga: Penelitian: Bangun pagi bisa membuat lebih bahagia
Selanjutnya, penelitian lain pada tikus menemukan bahwa suplementasi dengan tepung ubi mengurangi tingkat penyerapan gula darah, yang menyebabkan peningkatan kontrol gula darah. Efek ini dikaitkan dengan pati resisten dan serat dalam ubi jalar.
Pati resisten melewati usus Anda tidak tercerna. Jenis pati ini terkait dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk penurunan nafsu makan, serta peningkatan kadar gula darah dan sensitivitas insulin. (*)