Sleman, Djogjainfo – Masyarakat diharapkan tetap waspada dalam pemakaian obat alternatif atau herbal yang tidak diketahui kandungan detailnya, seiring munculnya kasus gagal ginjal akut yang masih diinvestigasi penyebabnya.
Dokter Spesialis Anak RSUD Sleman, Yuli Kristyanto mengatakan banyak obat yang beredar bebas di masyarakat yang tidak diketahui detail kandungannya.
Baca juga: Wisata Kaliurang Sleman Jadi Tujuan Favorit Wisatawan di Libur Lebaran
Menurutnya, hal itu justru berpotensi lebih besar bahayanya.
“Karena kita tidak tahu kandungannya apa. Ini justru harus sangat hati-hati dalam pemakaian obat,” katanya dikutip dari media center Sleman, Minggu (23/10).
Yuli mengatakan orang tua sebaiknya tidak terpengaruh dan panik terjait pemberitaan media yang simpang siur.
Ia menyebut ketika anak mengalami penurunan volume urine sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terkait.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan ada sebanyak tiga kasus gagal ginjal akut pada anak.
Dari jumlah itu, ada 1 pasien yang sembuh dan dua lainnya meninggal dunia.
Cahya menyatakan, kasus ini bukan karena komponen atau paracetamol yang terkandung dalam obat.
Akan tetapi ada di dalam zat pelarut yang mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Meski demikian, Dietilen Glikol dan Etilen Glikol hanya merupakan salah satu dari banyaknya kemungkinan.
Baca juga: Hari Jadi ke 106, Sleman Raih Penghargaan UHC dari BPJS Kesehatan
Cahya menambahkan, apabila anak memakain obat cair secara rutin, dimohon untuk berkonsultasi pada dokter anak.
“Apakah harus mengganti obat tersebut dengan puyer atau tetap lanjut dengan obat cair supaya konsultasi ke dokter,” pungkasnya. (*)