Djogjainfo – Terong menyediakan serat dan berbagai nutrisi. Banyak dari kita yang paling akrab dengan terong yang berukuran besar dan berwarna ungu tua, tetapi bentuk, ukuran, dan warnanya dapat bervariasi dari kecil dan lonjong hingga panjang dan tipis dan dari nuansa ungu hingga putih atau hijau.
Manfaat
Satu porsi terong dapat memenuhi setidaknya 5% dari kebutuhan harian seseorang akan serat, tembaga, mangan, B-6, dan tiamin. Ini juga mengandung vitamin dan mineral lainnya.
Selain itu, terong merupakan sumber senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan.
Antioksidan adalah molekul yang membantu tubuh menghilangkan radikal bebas, yakni molekul tidak stabil yang dapat merusak sel jika terakumulasi dalam jumlah besar.
Makanan yang mengandung antioksidan dapat membantu mencegah berbagai penyakit.
Di antara antioksidan dalam terong adalah anthocyanin, termasuk nasunin, lutein, dan zeaxanthin.
Makanan lain mana yang merupakan sumber antioksidan yang baik? Cari tahu yuk di sini.
Kesehatan jantung
Serat, potasium, vitamin C, vitamin B-6, dan antioksidan dalam terong semuanya mendukung kesehatan jantung.
Sebuah ulasan yang diterbitkan pada tahun 2019 menyarankan bahwa makan makanan yang mengandung flavonoid tertentu, termasuk anthocyanin, membantu mengurangi penanda inflamasi yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sebuah studi 2013 menemukan bahwa wanita paruh baya yang mengonsumsi lebih dari 3 porsi seminggu blueberry dan stroberi – sumber anthocyanin yang baik – memiliki risiko penyakit jantung 32% lebih rendah daripada mereka yang mengonsumsi lebih sedikit buah-buahan ini.
Dalam penyelidikan lain, para peneliti menyimpulkan bahwa wanita dengan asupan tinggi antosianin tampaknya memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dan kekakuan arteri yang lebih sedikit daripada mereka yang makan lebih sedikit senyawa ini.
kolesterol darah
Terong mengandung serat, dan ini dapat bermanfaat bagi kadar kolesterol. Secangkir kubus terong matang, dengan berat 96 gram (g), mengandung sekitar 2,4 g serat.
Hasil studi tahun 2014 pada hewan pengerat menunjukkan bahwa asam klorogenat, antioksidan utama dalam terong, dapat menurunkan kadar lipoprotein densitas rendah, atau kolesterol “jahat”, dan mengurangi risiko penyakit hati berlemak nonalkohol.
Kanker
Polifenol dalam terong dapat membantu melindungi tubuh dari kanker. Antosianin dan asam klorogenat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Dalam jangka panjang, ini dapat membantu mencegah pertumbuhan tumor dan penyebaran sel kanker.
Antosianin dapat membantu mencapai hal ini dengan mencegah pembentukan pembuluh darah baru di tumor, mengurangi peradangan, dan memblokir enzim yang membantu penyebaran sel kanker.
Bagaimana diet mempengaruhi risiko kanker payudara?
Fungsi kognitif
Temuan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa nasunin, antosianin dalam kulit terong, dapat membantu melindungi membran sel otak dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Nasunin juga membantu mengangkut nutrisi ke dalam sel dan mengeluarkan limbah.
Antosianin juga membantu mencegah peradangan saraf dan memperlancar aliran darah ke otak. Ini dapat membantu mencegah kehilangan ingatan dan aspek lain dari penurunan mental terkait usia.
Percobaan laboratorium telah menunjukkan bahwa nasunin dapat mengurangi pemecahan lemak di otak, suatu proses yang dapat menyebabkan kerusakan sel.
Manajemen berat badan
Serat makanan dapat membantu orang mengatur berat badan mereka. Seseorang yang mengikuti diet tinggi serat cenderung tidak makan berlebihan, karena serat dapat membantu seseorang merasa kenyang lebih lama.
Terong mengandung serat dan rendah kalori — mereka dapat berkontribusi pada diet rendah kalori yang sehat.
Namun, terong bisa menyerap banyak minyak saat menggoreng. Siapa pun yang ingin menurunkan berat badan harus menyiapkannya dengan cara yang berbeda, seperti memanggang atau menggorengnya di udara.
Kesehatan mata
Terong juga mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin.
Lutein tampaknya berperan dalam kesehatan mata, dan ini dapat membantu mencegah degenerasi makula terkait usia, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan pada orang tua. (*)