Djogjainfo – Mungkin sebagian orang berwisata ke Kota Yogyakarta hanya berkunjung ke Malioboro atau Pasar Beringharjo.
Tak kalah serunya mampir juga ke Pasar Aneka Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) yang berada di Jalan Bantul KM.1 No.141, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Disana wisatawan bisa menikmati aneka satwa dan beragam tanaman hias.
PASTY dibagi menjadi dua bagian, yakni Zona Satwa dan Zona Tanaman Hias. Zona tersebut hanya bersebrangan dan keduanya dipisahkan oleh Jalan Bantul.
Di Zona Satwa terdapat puluhan penjual burung, ayam, kucing, tokek, anjing, ikan dan masih banyak lagi.
Memasuki area tersebut para pengunjung disambut dengan kicauan burung yang terdengar ramai dan bersautan.
Selain itu, Zona Tanaman Hias juga tak kalah menarik. Disana pengunjung bisa melihat aneka tanaman seperti tanaman anggrek, mawar, kaktus, buah-buahan dan lain sebagainya.
Pengunjung dapat membeli dengan harga yang terjangkau murah.
Pasty juga memiliki food court yang menyediakan aneka jajanan ringan maupun makanan berat. Walaupun di masa pandemi PASTY tetap ramai dikunjungi para pecinta satwa dan tanaman hias untuk refreshing dan hiburan di kala penat di rumah.
Salah satu pedagang burung di Los 21 Zona Satwa, Novan mengatakan, selama pandemi omset penjualan burung Love Bird (Labet) dan Kenari turun hingga 50 persen.
Namun di awal tahun ini cukup menggembirakan karena penjualan melonjak hingga 80 persen.
“Alhamdulillah di Tahun 2022 ini penjualan meningkat, tetapi kalau hujan penjualan menjadi sepi,” ujarnya.
Menurutnya, banyaknya peminat burung Labet dan Kenari ini selain makanannya yang murah dan terjangkau yakni biji-bijian dan sayur, suara burung nyaring dan aktif.
“Harga burung ini sangat terjangkau yakni Rp 50.000 hingga Rp 350.000 tergantung jenisnya. Labet dan Kenari semua banyak peminatnya,” jelasnya.
Sementara itu, penjual tanaman hias Fatur mengungkapkan, dibandingkan dengan 2021, penjualan tanaman hias lebih banyak di awal masa pandemi 2020.
Namun pihaknya mengatakan, penjualan saat ini mulai berangsur-angsur membaik.
” Tanaman malah melonjak saat Maret 2020 lalu. Saat PPKM lebih sedikit penjualannya. Pasang surut dalam penjualan kadang banyak atau sedikit kita tetap bersyukur. Sekarang perlahan mulai normal penjualannya,” ungkapannya. (rls)