Djogjainfo – Memiliki pengalaman panjang dengan letusan Gunung Merapi, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Bantul memberatkan tim penilai (Asesmen) ke kawasan terdampak bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang.
Keberangkatan tim yang kedua kalinya ini disertai dengan pemberian bantuan sembako dan kebutuhan pokok lainnya senilai Rp1,2 miliar.
Dalam acara pemberangkatan tim penilai, Ketua FPRB Waljito mengutarakan bantuan yang dikirimkan pada Senin (27/12) ini merupakan bantuan tahap kedua. Bantuan tahap pertama sudah dikirimkan pada Senin (/6/12) silam).
“Pengiriman tim asesmen ini sebagai upaya kita dalam rangka program rekonstruksi pembangunan sarana umum berupa pos pantai dan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS),” jelasnya di lapangan Paseban, Bantul.
Meski baru bisa menjalankan program pembangunan pada Februari kedepan. Namun Waljito memastikan kehadiran tim yang terdiri atas 20 relawan FPRB yang berpengalaman dalam penanganan bencana sangat diperlukan.
Pasalnya, dari laporan Pemkab Lumajang, Waljito mengungkapkan masih banyak warga yang tinggal di kawasan zona merah enggan direlokasi. Meski sudah diperingatkan dan diminta pemerintah, warga ini terkadang masing nekat masuk ke daerah merah.
“Masyarakat enggan meninggalkan zona merah yang sudah ditandai. Erupsi tahunan ini tidak diperhatikan mereka. Kita akan lakukan edukasi ke masyarakat terkait bahaya erupsi,” katanya.
Dengan pengalaman dari erupsi Gunung Merapi, Waljito optimis pendekatan serta edukasi yang dilakukan oleh tim ini akan berhasil.
Waljito menyatakan saat ini masyarakat terdampak bencana membutuhkan bantuan berupa barang. Warga membutuhkan selimut, obat mata dan batuk, perlengkapan bayi, tikar, selimut, sekop, sapu lidi, sepatu boot, sarung tangan, jas hujan dan senter.
“Kita sudah punya hasil asesmen saat di Lumajang dan nantinya akan kita serahkan kepada Bupati. Ya kita ikut saja keputusan dari Pak Bupati untuk tindak lanjutnya. Yang jelas secara personil kami siap untuk dikirim ke Lumajang,” tutupnya. (Kuh)