Rabu, 16 Oktober 2024
Djogja Info

TWC Lakukan Pengelolaan Sampah di Destinasi Wisata, Ini Tujuannya

Penglolaan sampah di Taman Wisata Candi Prambanan. (PT TWC)
Penglolaan sampah di Taman Wisata Candi Prambanan. (PT TWC)
Penglolaan sampah di Taman Wisata Candi Prambanan. (PT TWC)
Pengelolaan sampah di Taman Wisata Candi Prambanan. (PT TWC)

Djogjainfo, Sleman – Kebangkitan sektor pariwisata pascapandemi diharapkan dapat menjadi momen yang tepat untuk mendorong penerapan konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan.

Konsep ini diangkat sebagai solusi menyelaraskan aspek ekonomi, sosial budaya, dan kelestarian lingkungan di destinasi wisata, termasuk di dalamnya aspek pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) melakukan pengelolaan sampah di destinasi TWC Borobudur dan TWC Prambanan, yaitu dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk organik.

Marketing & Sales Vice President TWC, Pujo Suwarno mengatakan bahwa program pengelolaan sampah di destinasi wisata TWC Borobudur dan TWC Prambanan ini menjadi salah satu upaya TWC untuk mengurangi tumpukan sampah serta merupakan bagian waste management, yakni untuk mengubah sampah menjadi lebih bermanfaat.

“Penanganan isu pengelolaan sampah di destinasi wisata menjadi tanggung jawab bersama. Kolaborasi pemerintah, pelaku pariwisata, pengelola persampahan, masyarakat, bahkan wisatawan. Mari kita bersama mulai mengubah mindset bahwa sampah ini masih dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang yang bernilai guna”, kata Marketing and Sales Vice President TWC Pujo Suwarno, di Kantor Pusat TWC, Sleman, Yogyakarta, Senin (4/4/2022).

TWC sudah mulai melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik secara rutin dan berkelanjutan di destinasi TWC Borobudur dan TWC Prambanan.

Tempat pengolahan sampah organic menjadi pupuk organik berada di area Kantor Pertamanan, Kompleks TWC Borobudur dan TWC Prambanan.

“Pupuk organik yang kami hasilkan ini sudah terdistribusi untuk dijual kepada masyarakat, terutama para petani, dengan harga jual yang tentunya masih sangat terjangkau di kalangan masyarakat. Untuk sampah anorganik seperti sampah plastik, kami baru merancang program pengelolaannya menjadi barang yang lebih bermanfaat, serta kegiatannya melibatkan wisatawan. Selain dijual untuk kebutuhan masyarakat, pupuk organik yang dihasilkan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertamanan di kedua destinasi,” kata Pujo Suwarno. (*)

Leave a Reply