Djogjainfo – Jika Anda merupakan orang tua balita atau anak prasekolah, tentu akan stres dan melelahkan karena si kecil sedang dalam tahap belajar mengendalikan emosinya secara mandiri.
Pada momen tersebut, orang tua pun sedang berjuang untuk menyeimbangkan sikap hangat dan tegas.
Tak jarang orang tua akan merasa bersalah setelah memarahi anak. Sebab menyadari mereka masih belajar memahami sesuatu yang terus berkecamuk dalam pikiran.
Para orang tua pun bisa bingung bagaimana merespons perilaku anaknya yang semakin menantang.
Time out merupakan salah satu strategi yang dipercaya bisa bermanfaat untuk anak usia 2 sampai 8 tahun.
Orang tua dan anak pun harus memahami sepenuhnya dan membuat kesepakatan sebelumnya.
Semua pun tahu perhatian orang tua sangat berarti bagi anak yang sedang tumbuh. Tidak peduli apakah itu tatapan tajam atau pelukan kasih sayang, perhatian itu cukup penting bagi si kecil.
Ketika Anda memakai tekni time out ini, pastikan itu dilakukan secara sengaja, langsung ke intinya, dan melakukan penarikan perhatian.
Anda bisa memakai sebuah kursi untuk tempat time out. Jioka anak tidak mengembalikan mainan pada tempatnya, maka beritahu dia kalau tidak patuh maka harus pergi ke kursi time out.
Tunggu beberapa detik, lalu beritahu dengan jelas untuk tetap berada di zona time out. Setelah 3-4 menit, instruksikan anak untuk mengambil mainannya. Setelah melakukannya, beri mereka perhatian lagi.
Orang tua juga harus bersiap dengan respons ketika anak menolak untuk pergi ke tempat time out.
Anda bisa membimbingnya dengan lembut ke kursi. Bagi anak yang berusia di atas 6 tahun, Anda bisa memperingatkan mereka tidak mendapat waktu layar atau hak istimewa lainnya sampai selesai melakukan time out. (*)
Baca juga: